Fajar atau Senja, Mentari Sama Cantiknya

Dulu aku terlalu terpaku kepada senja, aku sangat mencintai senja, selalu menunggu senja tanpa peduli hari berjalan. Bagiku menatap langit di sore hari rasanya sangat menyenangkan, damai, tentram dan nyaman. Senja begitu cantik bagiku, tiada duanya. Hingga akhirnya waktu lebih banyak memperlihatkanku tentang keelokan Sang Fajar.. Semua mengubahku, bukan aku tidak menyukai senja lagi, hanya saja aku jadi bisa melihat keberadaan matahari di langit pada dua sisi. Dulu senja mengajarkanku akan sebuah akhir, tentang penerimaan hasil akan penutupan sebuah hari, kepasrahaan dan penyerahan, menenangkan saat segala rutinitas yang dijalani begitu memusingkan diri. Aku terpaku pada sebuah akhir cerita hingga lupa bahwa tidak ada cerita yang akan berakhir tanpa dimulai. Dan itu yang diajarkan oleh Fajar. Fajar mengajarkanku sudut pemikiran yang berbeda, sebuah semangat untuk memulai hari dengan sebuah doa dan pengharapan. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi dari kemunculan fajar hingga...