TOPENG
Aku adalah penari
Kau adalah penabuh
Ketika kau dendangkan musik
Aku siap menari
Musik sedih kau mainkan
Sedih pula yang aku gerakkan
Musik gembira kau mainkan
Gembira pula yang ku tarikan
Meliuk, melikuk, melenggak –
lenggok
Saat sedih aku gembira
Saat gembira aku sedih
Semua sesuai irama dan pikirmu
Aku tak bisa berlari lagi
Penonton sudah menungguku
Menyiapkan skenario untukku
Yang aku butuhkan kali ini
hanyalah
Topeng
Sering kali saya melihat banyak orang terlalu mudah menjudge kepribadian orang lain, entah dari
cara mereka berpakaian, dari barang – barang yang dikenakan, dari
penampilannya, dari seberapa banyak tatto di tubuh mereka dan lain - lain. Apa
yang tidak sesuai atau tidak sama seperti standar mereka tentang “kebenaran”, akan
dinilai buruk ataupun salah, padahal mungkin saja keperibadian seseorang tidak
sama seperti apa yang terlihat dari kulit luarnya saja, atau dari satu dua kali
pertemuan tanpa mengenal lebih dalam. Sama seperti salah satu peribahasa “Tak Kenal Maka Tak Sayang”, bagaimana
mungkin kita bisa membenci seseorang tanpa bergaul atau mengenalnya terlebih
dahulu? Jika ingin tau seperti apa kepribadian seseorang, ya berusahalah untuk
berteman, lihat seperti apa orang yang kita belum tau karakternya, kalaupun
tidak cocok, ya mungkin kita memang memiliki karakter yang bertentangan, tidak
cocok bukan berarti dia buruk atau kita buruk, baik bagi kita belum tentu baik
bagi orang lain begitu pula sebaliknya.
Terkadang penilaian seseorang juga membuat kita takut dinilai buruk oleh orang lain, semua itu akan menuntun kita menggunakan topeng, menjadi seseorang yang bukan diri kita sendiri. Menjaga image agar sesuai dengan “standar” baik bagi orang lain. Huh, bodohnya lagi semua dijalankan dengan pencitraan yang cenderung pura – pura dan penuh drama. Oke menjaga image itu penting, tapi terlalu pura – pura hmmm engga deh.
Tulisan ini mengingatkan saya pada curhatan salah satu teman saya
tentang bagaimana penilaian – penilaian orang lain tentangnya, kami memang
tidak terlalu dekat, tapi cukup saling mengenal satu sama lain. Dia sering
bercerita, banyak teman – temannya menilainya sebagai seseorang yang sombong,
sulit diajak berkomunikasi karena dia egois, dia juga termasuk orang yang
sangat blak – blakan, mungkin sifatnya itu yang membuat dia cenderung dijauhi
(katanya). Dia berkata,”Orang – orang
terlalu mudah menilaiku, tanpa mengenalku dulu. Aku emang kayak gini, jadi apa
aku harus memakai topeng biar orang lain suka sama aku?”. Sejujurnya saya
juga sering mendengar orang lain membicarakannya. Tapi aneh, saya tidak pernah
merasakan hal yang sama seperti penilaian – penilaian orang lain, bagi saya dia
adalah orang yang sangat terbuka, apa yang ada di dalam pikirannya selalu dia
utarakan, ya memang gayanya mengungkapkan sedikit arogan. Mau bilang A, ya A,
tanpa memikirkan dulu perasaan orang lain, berbicara dengan orang yang terlalu
jujur memang butuh pengertian ekstra agar tidak mudah tersinggung dengan perkataannya.
Kalau orang yang saya kenal bersikap baik kepada saya, saya juga memberikan
timbal balik yang sama, tak peduli orang lain menyukai teman saya atau tidak,
kalau orang lain tidak suka, apa saya harus menjauhinya juga? Tidak.
Tapi terlalu terbuka juga bukan sesuatu yang baik, apa yang dikatakan akan cenderung menyakiti karena mungkin saja lawan bicara kita tidak siap menerima hal - hal buruk tentang mereka yang dikatakan oleh orang lain (pada dasarnya setiap orang lebih suka mendengar pujian bukan?). Bertingkah laku sesukanya, sesuai kemauan sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain, ya keterlaluan juga. Mungkin ada baiknya sesekali mengesampingkan sifat – sifat buruk yang ada pada diri kita, untuk menjalin hubungan yang lebih baik dengan orang lain.
![]() |
(sorry, asal comot, ga tau sumber) |
Buat
apa sih? Buat apa orang- orang suka pada kita atas sesuatu yang sesungguhnya
bukan kita. Atas sesuatu yang tidak sungguh kita lakukan. Memakai
topeng. Pemanis kalimat. Menjaga image. Penuh kepentingan, udang dibalik
batu. Apa enaknya hidup begitu. Lebih baik apa adanya, terus
terang, meski itu membuat sebagian orang salah paham dan bahkan membenci
kita. Tetapi itu adalah sesungguhnya kita.
Tere Liye
Tere Liye
Komentar
Posting Komentar