Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2016

Menjadi Janda, Salah Siapa?

Gambar
Setiap orang yang menikah pasti memiliki impian yang besar tentang pernikahannya di masa depan, memiliki suami/ istri yang baik, memiliki anak yang lucu – lucu, hidup bahagia sampai kakek dan nenek, membayangkannya seperti cerita di dongeng – dongeng princess , atau seperti Habibie & Ainun di kisah nyata. Tapi terkadang kenyataan tidak berjalan seperti apa yang dicita – citakan. Banyak pasangan yang dapat dikatakan “gagal” membina dan mempertahankan rumah tangga yang mereka jalin, sehingga terjadi perceraian. Dikutip dari Merdeka.com terdapat tujuh faktor penyebab perceraian, diantaranya Perbedaan Prinsip, Kekerasan, Perselingkuhan, Kecanduan, Keuangan, Komunikasi, dan Seks. Tapi apapun alasannya, tidak ada satu orang pun (baik pria maupun wanita) yang memiliki cita – cita agar rumah tangganya berantakan dan menghadapi peceraian hingga menjadikan mereka menyandang status duda atau janda. Lalu bagaimana dengan seseorang yang menghadapi takdir menjadi seorang duda atau janda...

Maryam : Aku (Hanya) Seorang Perempuan

Gambar
Wanita itu datang lagi ke tempat kami, menumpahkan segala beban yang ia rasakan. Entah sudah berapa banyak cerita yang ditampung oleh sudut – sudut ruangan ini dan   ruang – ruang di hati kami, bahkan jika sebuah dinding dapat berteriak pun, ia pasti sudah berteriak, sesak oleh cerita mereka. Sama seperti wanita muda itu, Mbak Maryam namanya (bukan nama sebenarnya), wanita muda yang sedang mengandung, mungkin usia kandunganya kurang lebih enam atau tujuh bulan. Mbak Maryam tinggal tepat di seberang jalan tempat kami. Sebenarnya saya jarang betemu dengannya, mungkin sesekali ketika saya datang mengunjungi kakak saya, disela – sela kesibukan mengurus skripsi, yaa derita mahasiswa tingkat akhir. Dia bercerita kalau dia jauh – jauh pindah dari Medan, hanya demi mengikuti suaminya yang dipindah tugaskan ke Bali. Seringkali dia datang ke tempat kami, ketika itu matanya pasti sembab habis menangis, tapi saya tidak pernah bertanya penyebabnya. Awal pertemuan kami, dia tidak pern...

Sepi Satu

Gambar
Terpelihara sepi Pada ruang sunyi ini Ia kadang tak berkaki, tak bernyali Kadang bisu dan tuli Sudah lama ia dipelihara Ditempa dengan memori lama Dirakit dengan sejuta rasa Tapi ia tetap saja mengiba Pada dinding ini ia mengeluh Berteriak, mengaduh tanpa riuh Meloncat, berlari hingga berpeluh Berharap tuannya akan luluh Ia tetap saja sepi Meringkuk pada temaram malam hari Menggores cerita pada dinding ini Menjalar sampai retak, tak berbentuk lagi